Tribratanews.sultra.polri.go.id-Jajaran Satuan Polisi Lalu Lintas (Sat Lantas) Kolaka Utara (Kolut) telah memetakan titik-titik jalur mudik tahun ini yang rawan kecelakaan kendaraan roda dua dan empat serta longsor. Ada dua zona pada kecamatan berbeda di daerah itu yang diharapkan pengguna jalan ekstra hati-hati karena pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) letaknya jauh jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Kasat Lantas Polres Kolut, Iptu Moh. Asyura Majid.SH, saat di temui sm media Tribratanewspolreskolut.com. usai melaksanakan gelar pasukan Oprasi ketupat anoa 2018 menjelaskan, dua rute ekstrim yang terdiri dari tanjakan memanjang, curam lagi berkelok itu di wilayah Kecamatan Wawo (batas Kolut-Kolaka) dan Tolala (Batas Kolut-Lutim, Sulsel). Lebih rinci untuk pemetaannya, trouble spot musim mudik ini pengguna jalan berhati-hati di pendakian Sarimi Desa Bahari Kecamatan Tolala. “Jalan tanjakan dan menurun tajam. Kurangi kecepatan dan rem harus berfungsi baik karena jauh dari pemukiman dan puskesmas,” ujarnya.
Di KM 394 Desa Tolala juga terjadi penyempitan jalan, curam, sempit dan bergelombang. Bukan hanya soal jalan saja, rute Trans Sulawesi di desa setempat termasuk Bahari rawan longsor karena tanah yang labil dan tidak ada turap penahan dinding tebing. “Tim evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan juga jauh,” katanya.
Bergeser ke selatan Kolut, jalan Trans Sulawesi pada KM 389 di Kelurahan Batu Putih jalannya sempit. Lagi pula, jarak pospam yang juga temlat stand by-nya ambulan juga jauh. Begitu juga dengan ancaman longsor, jalan Trans di Desa Tetebawo juga rawan terjadi.
Sementara itu di KM 346 Desa Ngapa Kecamatan Ngapa juga rawan longsor. Pemasangan spanduk mengurangi kecepatan telah dilakukan. Di area jalan Abd. Silondae Desa Beringin juga harus berhati-hati. Jalan memang lurus namun sempit hingga pengguna jalan jangan terlena untuk memacu kendaraan.
Bergeser di Kodeoha tepatnya di KM 341 Desa Jabal Nur meski jalannya lurus tetapi sempit. Pengemudi atau pengendara terkadang kecanduan memintal gas hingga kerap terjadi kecelakaan. Situasi serupa berlaku di Desa Tobaku Kecamatan Katoi.
Selanjutnya melintasi Lasusua di Desa Totallang pada KM 298 selain mendaki, juga menyempit dan banyak tikungan. Pengendara yang lengah kerap terguling atau terlapar serta jauh dari pemukiman warga. Di Desa Tojabi hanya dikhawatirkan banjir menggenang saat hujan deras karena tidak ada drainase. Pihaknya akan merekayasa lalin jika hal itu berlaku.
Baik pengendara maupun pengemudi yang akan meninggalkan atau memasuki Kolut dari gerbang selatan Bumi Patampanua itu harus waspada. Jalan trans di perbatasan antara Kolut-Kolaka juga sempit, banyak tanjakan dan curam. Selain jauh dari pusat kesehatan dan perkampungan juga rawan longsor batu.
Jumlah penduduk Kolut berdasarkan datanya saat ini sebanyak 140.706 jiwa dimana untuk kepemilikan kendaraan bermotor (ranmor) sejumlah 26.030 unit. “Selamat sampai tujuan di kampung halaman bertemu keluarga,” pungkasnya.