Diduga Bakar Rumah Sendiri, Seorang Penderita Stroke Tewas Mengenaskan

Sebuah rumah yang terletak dibelakang Sekolah Dasar (SD) 15 Baruga, Kelurahan Jati Raya, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, pada Senin (13/9) sekitar pukul 22.00 wita, habis terbakar dilalap sijago merah. Api baru berhasil padam sekitar 23.00 wita, setelah tiga buah unit pemadam kebakaran (Damkar) dikerahkan untuk memadamkan kobaran api. Namun kendati demikian, seluruh struktur bangunan dan perabotan rumah tangga yang berada didalamnya tidak dapat terselamatkan lantaran kobaran api yang cukup besar

Tidak hanya itu, salah seorang pemilik rumah yang diketahui bernama Faisal (49), menjadi korban dan meninggal dunia karena hangus terbakar bersama rumah miliknya . Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya insiden kebakaran tersebut, namun aparat kepolisian yang tiba di tempat kejadian perkara (TKP), langsung memasang police line dan melakukan penyelidikan. Atas peristiwa tersebut, kerugian diperkirakan mencapai belasan juta rupiah.

Menurut keterangan salah seorang saksi, Wantaniha (42) yang merupakan tetangga korban mengatakan, api berasal dari dapur rumah korban. Dalam peristiwa kebakaran tersebut diduga kuat ,sengaja dilakukan oleh korban . Hal itu diketahuinya, saat anaknya bernama Andula (15), hendak membuka pintu rumah korban dibagian depan untuk menolong korban setelah diketahui adanya kobaran api, namun pintu tersebut terkunci dari dalam.

“Ketika saya berada didalam rumah, sebelumnnya sempat mendengar suara jeritan korban dari dalam rumah itu. Ketika saya keluar, ada kobaran api yang berasal dari dapur, kemudian anak saya mencoba untuk membuka pintu, tetapi terkunci dari dalam. Pada saat terjadinya kebakaran itu, ia sendiri berada didalam rumah karena sebelumnya istrinya sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan rumah,”kata dia.

Sebelum terjadinya peristiwa kebakaran tersebut, Wanita ini juga menuturkan, korban bersama istrinya , Norma (39) sempat bertengkar dan adu mulut. Kejadian itu bukan kali pertama, tetapi sudah beberapa hari terakhir, pasangan suami istri (Pasutri) tersebut sering bertengkar bahkan terdengar ketetangga sekitar.

“Sebelum kejadian, istrinya sempat meninggalkan rumah membawa sebagian barang berharga miliknya, untuk dibawa ke rumah keluarganya di Desa Sambuli, kecamatan Abeli. Selain itu, korban juga menderita penyakit stroke hingga lima tahun yang mengaibatkan kaki kanannya lumpuh dan tidak dapat berkomunikasi dengan jelas,”ujarnya.

Saat api berhasil dipadamkan, Norma yang baru tiba setelah dihubungi oleh tetangganya itu, sontak menangis histeris saat menyaksikan rumah yang ditempatinya bertahun-tahun bersama suaminya itu, sudah rata dengan tanah. Bahkan, Norma tidak mampu menahan sakit hingga nyaris pingsan setelah melihat suaminya meninggal dunia dengan kondisi mengenaskkan karna hangus terbakar.

Saat korban sudah dimasukan kedalam kantung jenazah, selanjutnya dibawa kerumah sakit umum (RSU) Bhayangkara Kendari untuk menjalani visum luar. Sementara itu, istri korban terpaksa dilarikan ke ruang unit gawat darurat (UGD), untuk mendapat perawatan medis setelah mengalami pingsan dan syok berat.

Norma mengaku bahwa dirinya sempat terlibat pertengkaran dengan suaminya didalam rumah sebelum terbakar. Bahkan, norma sempat diancam oleh suaminya aka membakar dirinya menggunakan sebuah korek yang sudah digenggam ditangannya itu. Namun Norma berupaya membujuk korban agar mengurungkan niatnya itu, untuk tidak membakar rumahnya.

Demi menuruti kemauan sang suami, Norma terpaksa meninggalkan rumah dengan membawa pakaian dan sebagian barang berharga miliknya. Norma meninggalkan rumah pada pukul 19.45 wita bersama anaknya dan membawa beberapa barang yang diangkut dengan menggunakan sebuah mobil microlet berwarna biru.

“Pertengkaran ini bukan baru saja terjadi, tetapi sudah sering. Tadi sore sekitar pukul 15.30 wita, saya sempat bertengkar lagi saya diusir dari rumah dan bahkan saya diancam. Jika saya tidak meninggalakn rumah ini, dia akan membakar dirinya serta rumah dengan sebuah korek gas yang sudah dia pegang sambil memegang horden. Sempat juga saya bilang, pak kalau rumahnya kita terbakar tidak seberapa ji kerugiannya, tetapi kalau rumahnya tetangga juga yang kena lebih besar lagi tanggung jawabnya. Akhirnya, saya mengalah dan meninggalkan dia karena ancamannya itu,”tutur Norma saat berada di ruang UGD RSU Bhayangkara, Selasa (14/9) sekitar pukul 01.30 wita.

Semasa hidup, lanjut Norma, korban dikenal dengan sosok yang tempramen dan emosional. kerap memancing keributan dari hal yang kecil hingga diperbesar-besarkan. Namun karena rasa sayang dan tanggung jawab Norma sebagai istrinya, ia tetap menjaga dan merawat suaminya itu. Karena suaminya yang sedang sakit, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Norma mencari nafkah dengan berjualan nasi kuning di SD 15 Baruga yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

“Anak saya ada empat, semuanya sudah bersekolah. Sementara itu, suami saya menderita sakit stroke sudah bertahun-tahun, bahkan nyaris lumpuh pada kaki kanannya serta tida dapat bicara dengan jelas. Karena suami saya sudah tidak bisa bekerja lagi, sehingga untuk menutupi kebutuhan anak sekolah dan sehari-hari, saya berjualan nasi kuning di SD dan berjualan keliling juga. Sebelum sakit, suami saya hanya bekerja sebagai tukang ojek, tapi setelah dikena penyakit stroke, lantas dia istirahat,”ungkap Norma dengan wajah suram dan pucat di ruang UGD RSU Bhayangkara.

Jenazah korban masih berada di ruang peyimpanan jenazah RSU Bhayangkara Kendari, menunggu keluarga korban dari Kabpaten Muna. Sementara itu, rumah korban masih dipasang police line, untuk proses penyelidikan lanjut.

Tinggalkan Komentar