Seorang Wanita berinisial ATR(19), yang membuat laporan palsu pemerkosaan, diduga mengalami depresi. Tekanan kejiwaan yang dialami ATR bukan karena menjadi korban pemerkosaan, tapi menutupi kebohongan atas perbuatan yang dilakukannya.
“ATR ketika laporan sudah keliatan depresi, awalnya kita duga akibat pemerkosaan. Ternyata akibat menyembunyikan kebohongannya, ia jadi depresi,” kata Salah Satu Anggota Polsek mandonga saat dikonfirmasi Media Tribrata News di Polsek Mandonga, Selasa, 25 Okt 2016. 17.00 sore tadi.
Bermula wanita tersebut pada jam 11 siang diantar warga masyarakat ke Mako Polsek. menurut keterangan warga, bahwa korban ditemukan di Mesjid depan Kantor Walikota Kendari, mendengar pengakuan wanita tersebut warga kemudian melaporkan ke Polsek Mandonga. Anggota Polsek yang mengetahui laporan tersebut langsung menjemput korban dan langsung membuatkan laporan pemerkosaan. Petugas juga mengantar korban untuk melakukan visum di Rumah Sakit Bhayangkara.
Menurut keterangan rumah sakit bhayangkara Dari hasil visum membenarkan ada luka robek tetapi bukan luka baru melainkan sudah lama, mengetahui hasil visum tersebut Polsek tidak serta merta curiga, tetapi mencari informasi tentang keluarga wanita tersebut.
Sore Tadi sekitar jam 16.30 wanita tersebut tiba tiba melarikan diri dengan cara loncat dari jendela dikarenakan mengetahui orang tua dan paman korban mendatangi mako polsek mandonga untuk menjemput ATR.
Dari keterangan pihak orang tua dan pamannya ternyata anak tersebut mengalami gangguan jiwa,dan sudah meninggalkan rumah selama 7 hari.
Suami wanita tersebut ada di tinanggea (konawe selatan). keterangan dari pihak keluarga mengatakan anak ini jangan dipercaya omongannya karna mengalami gangguan jiwa.
Saat ini dari petugas polsek brigadir irwansyah bersama org tua wanita tersebut sementara mencari anak tersebut.