Rabu (19/10/2016) Tim Mabes Polri Divisi Humas kunjungi Muna,dalam rangka monitoring Kinerja Kepolisian Di wilayah Resort Muna.
Kunjungan tersebut berlangsung di Rujab Bupati Muna Galampa Raha yang dihadiri oleh Tim dari Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Pejabat Polda Sultra, Kapolres Muna,juga melibatkan pemerintah Daerah ikut hadir Wakil Bupati Muna,Unsur muspida Kabupaten Muna,Dprd Muna,Kepala Pengadilan Negeri Raha,Dandim 1416 Muna,Lurah,Tokoh Agama,Tokoh Masyarakat,Tokoh Adat,tokoh pemuda,pelajar dan tokoh terkait lainnya,Dengan tema yang digagas yaitu Sosialisasi Tentang Radikal Dan Radikalisme Kepada Toga,Tomas,Toda Serta Instansi Terkait Dalam Mengantisipasi Organisasi Radikal Dan Anti Pancasila Di Wilayah Hukum Polres Muna.
Dalam sambutannya,Kapolres Muna AKBP Yudith S. Hananta,SIK menyampaikan,”Ini merupakan kegiatan Polres Muna yang sudah lama direncanakan,kami kehadiran tamu dari Humas Mabes Polri untuk monitoring kegiatan ini,Bagaiman kita bersama sama menanggulangi radikalisme, seperti isu yang marak di sosmed,kita antisipasi ini khususnya di wilayah hukum polres Muna.
Sedangkan Narasumber pada sosialisasi tersebut di paparkan Kasat Bimas Polres Muna Akp,Ogen Sairi,Kepala Kesbangpol Kabupaten Muna Abdul Kadir dan Kakanwil Kementerian Agama Kabupaten Muna La Mairu.usai pemaparan materi dilanjutkan sesi tanya jawab dipandu moderator sebelumnya memberikan aplus kepada tim Humas Mabes Polri yang sudah jauh-jauh dari jakarta untuk datang ke Muna.
Di wawancarai dipenghujung acara,Kapolres Muna Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudith S.Hananta,SIK Mengungkapkan “Dari kami Polres Muna telah melaksanakan kegiatan dalam rangka mengantisipasi gerakan-gerakan anti radikali yaitu mengutamakan fungsi intelijen dan fungsi dari Bimas yang pertama kita meeting dulu,lokasi-lokasi dimana tempat-tempat daerah rawan dimana terdapat gerakan-gerakan tersebut,kita meeting,kita kelompok-kelompokan,selain kita meeting juga dari kami,para Babinkamtibmas terutama didepan sebagai pionir-pionir kami dalam menggalang masyarakat,mendekati masyarakat agar melaksanakan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat bagaimana bahaya dari radikal ini,Bagaiman mengantisipasi dan juga menghimbau mereka agar tidak mengikuti gerakan-gerakan radikal,Jelasnya.
“Saya rasa untuk seluruh wilayah terutama di sulawesi tenggara ini potensi tetap ada,karena dipulau sulawesi ini kami bertetangga dengan Filipina dimana disana terdapat banyak gerakan-gerakan yang juga melaksanakan gerakan-gerakan terorisme dan tidak menutup kemungkinan disini ada potensi juga karena beberapa sudah ada jejak kami temukan juga seperti pemakaian kostum berlogo komunis palu arit dan beberapa aliran-aliran yang agak menyimpang juga ada,jadi kami tetap menganggap potensi itu tetap ada agar kami tetap waspada,Ujar Yudith
“Kami sudah melakukan penindakan dan sudah menghimbau namun gerakan-gerakan tersebut belum sampai mengarah ke hal-hal yang anarkis,jadi kami masih menghimbau dan menggalang mereka agar tidak melakukan hal-hal yang negatif,mungkin kegiatan-kegiatan mereka hanya melaksanakana ajaran-ajarannya,kami bersinergi dengan kementerian agama,dan kodim juga,kami keliling untuk menghimbau mereka,ada beberapa lokasi,ada beberapa titik yang kami anggap itu rawan jadi kita laksanakan untuk mengantisipasi sudah melaksanakan sesuai fungsi Babin dan babinsa juga,Jelasnya.
Ditempat yang sama, Wakil Bupati Muna Abdul Malik Ditu menambahkan,”Pemerintah Daerah Tentunya bekerja secara preventif,langkah-langkah pertama yang dilakukan adalah menginventarisir berbagai masukan-masukan dari intelijen maupun hal-hal yang terjadi di masyarakat kemudian mencari langkah-langkah semacam kebijakan diantaranya program yang dikembangkan sifatnya preventif adalah adanya forum kewaspadaan di masyarakat,yang kedua adalah forum kerukunan umat beragama,yang ketiga pendidikan wawasan kebangsaan,keempat pendidikan pendahuluan bela negara,kelima forum pembauran kebangsaan,dan yang terakhir menyangkut mewaspadai warga asing,semua ini tentunya kegiatan baik dari pemuda-pemuda maupun dimedia-media pendidikan karena hal ini sifatnya preventif,saya ulangi,jadi dasar daripada ini adalah masukan-masukan dari intelijen dan berbagai peristiwa-peristiwa yang ada di masyarakat,bentuk kegiatannya berupa sosialisasi,penyuluhan,atau di suatu forum-forum tertentu melibatkan dinas terkait,vertikal termasuk Polri,Kodim,Kementerian Agama,jadi pendekatan keagamaan yang dimaksud dalam sosialisasi seperti itu,Tutup Malik.