
Ramadhan merupakan bulan yang tak hanya mewajibkan kita untuk berpuasa saja.
Pada bulan ini, kita semua juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah-ibadah
lain, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, sedekah, infaq, dan ibadah
serta amal-amal lainnya.
yang penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah SWT serta menjadi ajang
transformasi kesadaran (ruhaniyah) agar lebih peka dan peduli pada sesama.
Karena itu, bulan Ramadhan bisa menjadi ajang perbaikan bagi kita semua sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing, bulan Ramadhan ini bisa menjadi jembatan untuk menyapa
rakyat sekaligus sebagai bukti kepekaan dan kedekatan polda sultra dengan seluruh
lapisan masyarakat.
efisien tanpa harus bersusah payah mengumpulkan massa atau masyarakat.Agar masyarakat merasa
Negara tidak absen dalam kehidupan mereka. Salah satu cara yang bisa dilakukan
untuk berkomunikasi secara lebih intensif dengan masyarakat adalah dengan
melakukan safari Ramadhan,”Imbuh Kbp Nurworo.
Usai mengawali sambutannya kemudian Karo Sdm menyerahkan bingkisan kepada pengurus yayasan panti jompo PSTW ini yang kemudian diakhiri dengan buka puasa dan shalat maghrib bersama penghuni panti jompo tersebut.
merupakan bulan yang tak hanya mewajibkan kita untuk berpuasa saja. Pada
bulan ini, kita semua juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah-ibadah
lain, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, sedekah, infaq, dan
ibadah serta amal-amal lainnya. Itu semua dikarenakan bulan Ramadhan
merupakan bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah SWT
serta menjadi ajang transformasi kesadaran (ruhaniyah) agar lebih peka
dan peduli pada sesama. Karena itu, bulan Ramadhan bisa menjadi ajang
perbaikan bagi kita semua sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Khusus bagi pemerintah, begitu juga pejabat publik lainnya, bulan
Ramadhan ini bisa menjadi jembatan untuk menyapa rakyat sekaligus
sebagai bukti kepekaan dan kedekatan pemerintah dengan seluruh lapisan
masyarakat. Apalagi dalam pelaksanaan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan
banyak yang bersifat kolektif, seperti kegiatan berbuka atau shalat
tarawih, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi secara lebih massif,
efektif dan efisien tanpa harus bersusah payah mengumpulkan massa atau
masyarakat. Acara buka bersama dan dilanjutkan dengan tarawih berjamaah
merupakan momentum untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat.
Untuk itu, jalinan komunikasi yang dilakukan pemerintah, sewajarnya
menjadi lebih intensif. Agar masyarakat merasa Negara tidak absen dalam
kehidupan mereka.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi secara lebih
intensif dengan masyarakat adalah dengan melakukan safari Ramadhan. Para
pejabat pemerintahan, seperti yang telah saya lakukan beberapa waktu
yang lalu di Jawa Barat, harus turun dan merasakan langusng apa yang
menjadi keluhan rakyat. Harus tahu dengan mata kepala sendiri, bagaimana
dan mengapa keluhan itu terjadi. Dengan begitu, pemerintah jadi tahu
persoalan di lapangan secara persis. Sehingga kebijakan yang akan
dimabil betul-betul mengena sasaran.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/harapanrakyat/safari-ramadhan-wahana-membangun-komunikasi-rakyat-dan-pemerintah_550e9920813311bb2cbc6523
20 Agustus 2011 02:07:57 Diperbarui: 25 Juni 2015 19:37:13 Dibaca : 1917
Komentar : 0 Nilai : 2 Durasi Baca : 2 menit
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang tak hanya mewajibkan kita untuk
berpuasa saja. Pada bulan ini, kita semua juga dianjurkan untuk
memperbanyak ibadah-ibadah lain, seperti shalat tarawih, membaca
Al-Qur’an, sedekah, infaq, dan ibadah serta amal-amal lainnya. Itu semua
dikarenakan bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan rahmat dan
ampunan dari Allah SWT serta menjadi ajang transformasi kesadaran
(ruhaniyah) agar lebih peka dan peduli pada sesama. Karena itu, bulan
Ramadhan bisa menjadi ajang perbaikan bagi kita semua sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing.
Khusus bagi pemerintah, begitu juga pejabat publik lainnya, bulan
Ramadhan ini bisa menjadi jembatan untuk menyapa rakyat sekaligus
sebagai bukti kepekaan dan kedekatan pemerintah dengan seluruh lapisan
masyarakat. Apalagi dalam pelaksanaan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan
banyak yang bersifat kolektif, seperti kegiatan berbuka atau shalat
tarawih, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi secara lebih massif,
efektif dan efisien tanpa harus bersusah payah mengumpulkan massa atau
masyarakat. Acara buka bersama dan dilanjutkan dengan tarawih berjamaah
merupakan momentum untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat.
Untuk itu, jalinan komunikasi yang dilakukan pemerintah, sewajarnya
menjadi lebih intensif. Agar masyarakat merasa Negara tidak absen dalam
kehidupan mereka.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi secara lebih
intensif dengan masyarakat adalah dengan melakukan safari Ramadhan. Para
pejabat pemerintahan, seperti yang telah saya lakukan beberapa waktu
yang lalu di Jawa Barat, harus turun dan merasakan langusng apa yang
menjadi keluhan rakyat. Harus tahu dengan mata kepala sendiri, bagaimana
dan mengapa keluhan itu terjadi. Dengan begitu, pemerintah jadi tahu
persoalan di lapangan secara persis. Sehingga kebijakan yang akan
dimabil betul-betul mengena sasaran.
Secara harfiah kata Safari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
memiliki arti perjalanan atau petualangan jarak jauh dalam kegiatan
ekspedisi, baik penelitian, penyelidikan dan wisata. Dari pemaknaan
tersebut, maka safari yang harus dilakukan adalah menjangkau
tempat-tempat yang terjauh sekalipun, seperti tanah Papua, Aceh, dan
tempat-tempat yang mungkin belum pernah dijamah oleh pejabat pemerintah
pusat. Dalam safari itu, penelusuran terhadap persoalan-persoalan yang
selama ini menjadi kendala bagi masyarakat harus dicari solusinya.
Dengan demikian, pemerintah betul-betul bisa mengerti keadaan rakyatnya
secara nyata dan rakyat merasa dekat dengan pemimpin atau pemerintahnya.
Safari juga dimaksudkan sebagai ajang silaturrahim. Tradisi silaturrahim
ini sangat dianjurkan karena memiliki efek yang sangat konstruktif baik
bagi kehidupan individu maupun sosial. Sebagaimana dianjurkan oleh
Rasulullah, silaturrahim memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah
memperpanjang usia dan memperbanyak rezeki bagi yang melakukannya.
Seperti hadis Rasulullah SAW. “Barang siapa yang ingin dilapangkan
rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung
silaturrahim” (HR. Bukhari).
Silaturrahim ini secara tidak langsung memperkuat persatuan dan
kebersamaan baik di antara kalangan masyarakat sendiri maupun antara
masyarakat dengan pemerintah. Persatuan dan kebersamaan itu akan
terjalin kuat apabila masing-masing pihak merasa saling membutuhkan dan
saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Dalam kehidupan bernegara, jelas tujuan hidup kita adalah demi
terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun demikian, harus kita akui, bahwa persoalan masyarakat kita memang
masih banyak. Kemiskinan masih menjadi problem utama. Pengangguran juga
masih menjadi problem bersama. Walaupun upaya terus kita lakukan dan
sebagian persoalan sudah kita tanggulangi, namun, pekerjaan dan tugas
kita untuk kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat belum selesai.
Perjuangan masih panjang. Dengan safari Ramadhan seperti yang telah
saya lakukan, saya jadi tahu pokok masalah yang dihadapi masyarakat yang
selama ini belum sepenuhnya terapresiasi secara baik. Aspirasi dan
harapan masyarakat bisa menjadi masukan secara langsung bagi pemerintah
untuk ditindaklanjuti pada masa-masa yang akan datang.
Yang pasti, momentum Ramdhan kali ini adalah saat yang tepat untuk kita
semua melakukan safari, yakni perjalanan untuk berdialog, berkomunikasi,
dan bersilaturahim dengan masyarakat yang mungkin selama ini belum bisa
menyampaikan aspirasi dan harapannya pada pemerintah. Safari sebagai
bentuk perjalanan jauh tidak hanya bersifat material semata seperti yang
saya ceritakan di atas, namun juga merupakan bentuk ekspedisi
spiritual. Yaitu semakin kita dekat dengan masyarakat sebagai bentuk
semakin dekatnya kita kepada Allah SWT. Apakah kita semua sudah merasa
dekat, peka, dan peduli terhadap diri, keluarga, dan sesama? Mari kita
jadikan Safari Ramadhan sebagai titik tolak untuk mengenali itu semua
sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk menjadi hamba-hamba yang
bertakwa.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/harapanrakyat/safari-ramadhan-wahana-membangun-komunikasi-rakyat-dan-pemerintah_550e9920813311bb2cbc6523
20 Agustus 2011 02:07:57 Diperbarui: 25 Juni 2015 19:37:13 Dibaca : 1917
Komentar : 0 Nilai : 2 Durasi Baca : 2 menit
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang tak hanya mewajibkan kita untuk
berpuasa saja. Pada bulan ini, kita semua juga dianjurkan untuk
memperbanyak ibadah-ibadah lain, seperti shalat tarawih, membaca
Al-Qur’an, sedekah, infaq, dan ibadah serta amal-amal lainnya. Itu semua
dikarenakan bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan rahmat dan
ampunan dari Allah SWT serta menjadi ajang transformasi kesadaran
(ruhaniyah) agar lebih peka dan peduli pada sesama. Karena itu, bulan
Ramadhan bisa menjadi ajang perbaikan bagi kita semua sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing.
Khusus bagi pemerintah, begitu juga pejabat publik lainnya, bulan
Ramadhan ini bisa menjadi jembatan untuk menyapa rakyat sekaligus
sebagai bukti kepekaan dan kedekatan pemerintah dengan seluruh lapisan
masyarakat. Apalagi dalam pelaksanaan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan
banyak yang bersifat kolektif, seperti kegiatan berbuka atau shalat
tarawih, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi secara lebih massif,
efektif dan efisien tanpa harus bersusah payah mengumpulkan massa atau
masyarakat. Acara buka bersama dan dilanjutkan dengan tarawih berjamaah
merupakan momentum untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat.
Untuk itu, jalinan komunikasi yang dilakukan pemerintah, sewajarnya
menjadi lebih intensif. Agar masyarakat merasa Negara tidak absen dalam
kehidupan mereka.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi secara lebih
intensif dengan masyarakat adalah dengan melakukan safari Ramadhan. Para
pejabat pemerintahan, seperti yang telah saya lakukan beberapa waktu
yang lalu di Jawa Barat, harus turun dan merasakan langusng apa yang
menjadi keluhan rakyat. Harus tahu dengan mata kepala sendiri, bagaimana
dan mengapa keluhan itu terjadi. Dengan begitu, pemerintah jadi tahu
persoalan di lapangan secara persis. Sehingga kebijakan yang akan
dimabil betul-betul mengena sasaran.
Secara harfiah kata Safari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
memiliki arti perjalanan atau petualangan jarak jauh dalam kegiatan
ekspedisi, baik penelitian, penyelidikan dan wisata. Dari pemaknaan
tersebut, maka safari yang harus dilakukan adalah menjangkau
tempat-tempat yang terjauh sekalipun, seperti tanah Papua, Aceh, dan
tempat-tempat yang mungkin belum pernah dijamah oleh pejabat pemerintah
pusat. Dalam safari itu, penelusuran terhadap persoalan-persoalan yang
selama ini menjadi kendala bagi masyarakat harus dicari solusinya.
Dengan demikian, pemerintah betul-betul bisa mengerti keadaan rakyatnya
secara nyata dan rakyat merasa dekat dengan pemimpin atau pemerintahnya.
Safari juga dimaksudkan sebagai ajang silaturrahim. Tradisi silaturrahim
ini sangat dianjurkan karena memiliki efek yang sangat konstruktif baik
bagi kehidupan individu maupun sosial. Sebagaimana dianjurkan oleh
Rasulullah, silaturrahim memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah
memperpanjang usia dan memperbanyak rezeki bagi yang melakukannya.
Seperti hadis Rasulullah SAW. “Barang siapa yang ingin dilapangkan
rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung
silaturrahim” (HR. Bukhari).
Silaturrahim ini secara tidak langsung memperkuat persatuan dan
kebersamaan baik di antara kalangan masyarakat sendiri maupun antara
masyarakat dengan pemerintah. Persatuan dan kebersamaan itu akan
terjalin kuat apabila masing-masing pihak merasa saling membutuhkan dan
saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Dalam kehidupan bernegara, jelas tujuan hidup kita adalah demi
terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun demikian, harus kita akui, bahwa persoalan masyarakat kita memang
masih banyak. Kemiskinan masih menjadi problem utama. Pengangguran juga
masih menjadi problem bersama. Walaupun upaya terus kita lakukan dan
sebagian persoalan sudah kita tanggulangi, namun, pekerjaan dan tugas
kita untuk kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat belum selesai.
Perjuangan masih panjang. Dengan safari Ramadhan seperti yang telah
saya lakukan, saya jadi tahu pokok masalah yang dihadapi masyarakat yang
selama ini belum sepenuhnya terapresiasi secara baik. Aspirasi dan
harapan masyarakat bisa menjadi masukan secara langsung bagi pemerintah
untuk ditindaklanjuti pada masa-masa yang akan datang.
Yang pasti, momentum Ramdhan kali ini adalah saat yang tepat untuk kita
semua melakukan safari, yakni perjalanan untuk berdialog, berkomunikasi,
dan bersilaturahim dengan masyarakat yang mungkin selama ini belum bisa
menyampaikan aspirasi dan harapannya pada pemerintah. Safari sebagai
bentuk perjalanan jauh tidak hanya bersifat material semata seperti yang
saya ceritakan di atas, namun juga merupakan bentuk ekspedisi
spiritual. Yaitu semakin kita dekat dengan masyarakat sebagai bentuk
semakin dekatnya kita kepada Allah SWT. Apakah kita semua sudah merasa
dekat, peka, dan peduli terhadap diri, keluarga, dan sesama? Mari kita
jadikan Safari Ramadhan sebagai titik tolak untuk mengenali itu semua
sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk menjadi hamba-hamba yang
bertakwa.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/harapanrakyat/safari-ramadhan-wahana-membangun-komunikasi-rakyat-dan-pemerintah_550e9920813311bb2cbc6523