Tribratanews.sultra.polri.go.id – Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) menggelar Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan 2018 yang sebelumnya bernama Operasi Simpatik di Lapangan Apel Mapolda Sultra, Kamis 1 Maret 2018.
Kapolda Sultra Brigadir Jenderal Polisi Andap Budhi Revianto, S.I.K memimpin langsung apel yang diikuti ratusan personel tersebut serta membacakan amanat dari Kepala Korps Lalu-lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Drs. Royke Lumowa, M.M.
Operasi ini merupakan operasi yang digelar rutin setiap tahunnya untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat terutama dalam berkendara yang taat, patuh dan disiplin. Operasi keselamatan ini akan digelar mulai Tanggal 5 hingga 26 Maret 2018.
”Apel gelar pasukan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana ukuran personel dan sarana pendukung lainnya agar optimal, dalam operasi dilapangan kita harus bisa menjadi tauladan maupun contoh,” ungkap Kapolda.
Keberhasilan dalam menciptakan Kamseltibcarlantas merupakan cermin keberhasilan pembangunan, Polri khususnya polantas bertanggung jawab untuk kepatuhan masyarakat sehingga kecelakaan lalu lintas dapat diminimalisir sesuai nawacita program presiden dan program Kapolri yakni promoter.
Dalam operasi keselamatan ini diharapkan meningkatnya disiplin masyarakat dijalan raya, menurunnya korban lakalantas, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri dan terwujudnya kamseltibcarlantas jelang pilkada serta kepada personel yang bertugas ditekan agar mewujudkan pelayanan polantas yang bersih guna terwujudnya masyarakat yang patuh hukum dalam berlalu-lintas.
Direktur Lalu-lintas Polda Sultra Kombes Pol Wisnu Putra, S.I.K menambahkan pada pelaksanaan operasi keselamatan kali ini pelanggaran yang menjadi sasaran adalah pengendara yang melawan arus khususnya roda dua, menggunakan handphone saat berkendara dan mengemudi, berboncengan lebih dari dua orang serta pengendara dibawah umur seperti pelajar sekolahan.
“Operasi kali ini titik beratkan dalam tata tertib keselamatan berkendara, pelanggar akan kami berikan penindakan dan himbauan salah satunya terkait budaya melawan arus yang sangat membahayakan, karena masyarakat berpikiran jauh bila harus memutar balik sehingga memilih lawan arus,” pungkas Kombes Wisnu.